1.Kura-kura Hutan
Kura-kura Hutan Sulawesi (Foto: hariprajitno.wordpress.com) |
Kur-kura hutan lebih dikenal dengan nama Baning Sulawesi (Indotestudo
forstenii), adalah sejenis kura-kura darat dari Sulawesi. Hewan ini
menyebar cukup luas dari perbukitan Lembah Palu sampai sekitar
Gorontalo. Dalam bahasa Inggris kura-kura ini dikenal sebagai Forsten’s
Tortoise atau Sulawesi Tortoise.
Iskandar (2000) menyebutkan bahwa jenis ini identik dengan kerabatnya dari India, Indotestudo travancorica. Oleh sebab itu sebagian pakar pada mulanya mengira bahwa baning ini merupakan jenis introduksi. Akan tetapi mengingat sebarannya yang cukup luas di Sulawesi, kura-kura ini bisa jadi merupakan jenis yang tersendiri. Belakangan, studi yang dilakukan oleh Iverson dkk. (2001) membuktikan hal ini.
Meski demikian, dari segi kelestarian jenis, daerah sebaran seluas itu masih terhitung sempit. Habitat baning Sulawesi adalah hutan musim dan pamah campuran. Habitatnya di perbukitan Lembah Palu dicirikan oleh adanya dominasi tumbuhan Centong Duri (Opuntia nigricans, Euphorbiaceae).
Ditambah dengan keadaan populasinya yang tak seberapa, baning Sulawesi dikatagorikan mudah terancam punah. Terutama oleh ancaman eksploitasi yang berlebihan dan kehilangan habitat. Oleh sebab itu IUCN memasukkan baning Sulawesi ke dalam status Endangered (EN, terancam kepunahan), dan CITES memasukkannya ke dalam Appendiks II. Hewan ini belum dilindungi oleh undang-undang RI.
Iskandar (2000) menyebutkan bahwa jenis ini identik dengan kerabatnya dari India, Indotestudo travancorica. Oleh sebab itu sebagian pakar pada mulanya mengira bahwa baning ini merupakan jenis introduksi. Akan tetapi mengingat sebarannya yang cukup luas di Sulawesi, kura-kura ini bisa jadi merupakan jenis yang tersendiri. Belakangan, studi yang dilakukan oleh Iverson dkk. (2001) membuktikan hal ini.
Meski demikian, dari segi kelestarian jenis, daerah sebaran seluas itu masih terhitung sempit. Habitat baning Sulawesi adalah hutan musim dan pamah campuran. Habitatnya di perbukitan Lembah Palu dicirikan oleh adanya dominasi tumbuhan Centong Duri (Opuntia nigricans, Euphorbiaceae).
Ditambah dengan keadaan populasinya yang tak seberapa, baning Sulawesi dikatagorikan mudah terancam punah. Terutama oleh ancaman eksploitasi yang berlebihan dan kehilangan habitat. Oleh sebab itu IUCN memasukkan baning Sulawesi ke dalam status Endangered (EN, terancam kepunahan), dan CITES memasukkannya ke dalam Appendiks II. Hewan ini belum dilindungi oleh undang-undang RI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar